Kamis, 8 Juni 2023

Drh. Chaidir, MM. (Budayawan Melayu – Ketua DPRD Provinsi Riau)

Drh. Chaidir, MM. (Budayawan Melayu – Ketua DPRD Provinsi Riau)

Sejuta Kata di Alam Maya

Dua belas purnama yang lalu, melayuonline.com kesepian di tengah hiruk-pikuk Yogyakarta. Mimpi itu seakan terlalu indah untuk diwujudkan. Sejujurnya, aku khawatir melayuonline akan bernasib sama dengan beberapa website sejenis di negeriku, menderu-deru pada awalnya, tapi kemudian layu dan beku kelu ditelan waktu. Seperti apa data pada saat launching seperti itu pulalah data tersebut berbulan-bulan kemudian. Tidak ada perubahan, tak ada up dating. Tapi melayuonline rupanya beda. Aku salah duga, website ini bukan sembarang website. Dalam kurun satu tahun ini telah dikunjungi lebih dari satu juta orang. Tidak salah kalau disebut bayi ajaib. Lahir, kemudian langsung besar, seperti meniup lampu aladin. Abrakadabra, maka dalam sekejap mata semuanya berubah, bayi itu kini telah menjadi gergasi.

Sesungguhnya, keraguanku –kendati tidak pernah diungkapkan eksplisit– bukanlah tanpa alasan. Untuk mempersiapkan sebuah portal tentang dunia Melayu dengan spectrum muatan yang sangat luas dan tidak lazim, tentu memerlukan dukungan sumber daya yang memadai terutama dukungan sumber daya manusia. Bukankah melayuonline harus berburu ke segenap penjuru di bumi dan di langit untuk mencari bahan yang diperlukan? Diperlukan daya jelajah dan komitmen yang tinggi. Tapi awak melayuonline rupanya anak-anak muda yang teruji. Mereka tidak berbekal retorika, mereka berbekal kapasitas, kapabilitas dan kredibilitas. Mereka bermata elang dan memiliki penciuman setajam kucing. Di sudut mana pun bahan yang diperlukan akan mereka kejar, di belahan langit mana pun data melayang-layang akan mereka gapai. Mereka fokus, tidak banyak bunga-bunga. Melalui lorong intuisi yang bening dan perangkat niat yang jujur, anak-anak muda ini dapat mendekati tujuan secara benar.

Sejauh pengamatanku melayuonline diurus dengan hati dan dedikasi, atau lebih tepat dalam bahasa klise Blaise Pascal: lewat le coeur. Menyajikan data dan informasi barangkali tidaklah begitu berat, tetapi mempertanggungjawabkan secara moral memerlukan pendalaman yang total meliputi intuisi, perasaan, penalaran, sikap, watak, nurani dan seterusnya. Ada bangunan akal budi yang harus dijunjung.

Maka tidak heran dalam tempo singkat melayuonline telah membiak dari beberapa ratus halaman menjadi lebih dari seratus ribu halaman dengan berbagai macam menu dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Konon pula dalam waktu dekat akan ditambah bahasa Perancis, Arab, Belanda, dan Italia. Hampir tidak ada pertanyaan tentang Melayu yang tidak terjawab. Alam maya dijejali dengan hal-ikhwal Melayu, berjuta-juta kata sarat makna kini ada di sana. Bukankah tidak semua orang yang tinggal di pelosok-pelosok, di pulau-pulau, di gunung-gunung, di lembah-lembah tanah Melayu, bisa membuka portal tersebut? Tentu saja benar. Tapi yang memerlukan data dan informasi tentang Melayu itu adalah manusia-manusia global dari seluruh penjuru dunia, Melayu atau non-Melayu. Kita bercita-cita sebagai pusat Melayu, justru untuk disuguhkan kepada dunia. Coba amati, melayuonline dalam tempo singkat langsung dikunjungi oleh jutaan pengunjung intelektual dari dalam dan luar negeri.

Memang benar, simbol-simbol tetap kita perlukan, seperti Singapura membangun Pusat Warisan Melayu di Istana Kampong Gelam, seperti Riau yang membangun Islamic center, gedung teater tertutup dan perpustakaan megah. Tetapi itu biarlah menjadi urusan pemerintah. Portal seperti melayuonline tidak mungkin dikelola oleh pemerintah, karena pemerintah sudah repot dengan urusannya, tapi pemerintah harus memberikan dukungan, sebab sebuah portal seperti melayuonline memberikan pencitraan yang bagus terhadap dunia Melayu. Apalagi negeri-negeri yang mengusung nilai-nilai Melayu sebagai jati dirinya.

Portal melayuonline dengan kapasitasnya dewasa ini memang boleh disebut sudah menjadi pusat peradaban Melayu sedunia, tidak lagi hanya sekedar pusat kebudayaan Melayu. Hebatnya, dunia maya tidak bisa membedakan dan tidak perlu membedakan teritorial. Sebab nilai-nilai kebudayaan tidak terikat oleh batas-batas administratif. Dunia maya menyediakan space tanpa batas demarkasi. Kita tidak perlu tahu misalnya, dimana Google dioperasikan, dimana Yahoo, Altavista, MSN bermarkas, dan seterusnya. Dunia tidak perlu tahu dimana mereka berada. Anda memerlukan sesuatu tentang cerita, musik, sejarah, politik? Anda tinggal klik, maka segala macam bentuk penyajian ada di depan mata. Anda perlu informasi tentang seorang tokoh, informasi tentang peristiwa yang terjadi di belahan lain dunia? Anda tinggal klik. Portal-portal itu adalah puluhan buku ensiklopedi yang terdiri dari ribuan halaman yang bisa ditenteng kemana pun dalam sebuah laptop.

Demikian juga hal ikhwal Melayu, anda tidak harus datang ke Riau, ke Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, ke Sulawesi, ke Kuala Lumpur atau Singapura untuk mendapatkan informasi tentang Istana Siak, tentang Candi Muara Takus, Pulau Penyengat, tentang minyak bumi yang hampir kering, timah yang sudah habis, tentang hutan yang luluh lantak, tentang adat dan budayanya, bahkan tentang gulai ikan patin asam pedas, dan sebagainya. Anda tinggal duduk di depan laptop dimana pun, entah di Yogya, di Denpasar, di bandara Leonardo da Vinci di Roma, di Paris, Amsterdam, New York, tak masalah. Buka saja portal melayuonline anda akan segera tenggelam dalam halaman demi halaman informasi yang memuat segala sesuatu tentang Melayu. Begitulah kemudahan disajikan oleh dunia maya yang dikemas dalam sebuah benda yang bernama komputer dengan berbagai derivatnya. Menjadikan Provinsi Riau sebagai pusat kebudayaan Melayu misalnya, dengan lokus sentris di Bumi Lancang Kuning semata, barangkali itu gagasan yang tidak salah, tetapi tidak lagi efektif dalam dunia yang bergerak cepat.

Studi atau kajian kebijakan yang terlalu banyak justru akan mengungkapkan sederetan kendala, yang terbangun justru sebuah bangunan pesimistik. Mahyudin Al Mudra dan awak melayuonline tidak melakukan studi dan beretorika, apakah perlu membangun sebuah portal Melayu, apakah perlu membombardir dunia maya dengan segala remah-remah ornamen Melayu, tapi dia bekerja dan melakukannya demikian saja dengan segala dedikasi walau untuk itu dia harus makan hati. Kita tidak mungkin menunggu sampai semua studi dilakukan untuk membuat sebuah perencanaan yang baik, karena dunia akan terus bergerak melewati kita. Dan melayuonline tidak mau menunggu. Buktinya bisa kita lihat ketika melayuonline diundang sebagai pembicara dalam seminar antarabangsa di Putrajaya, Malaysia, untuk mendedahkan isi perut melayuonline.com. Semua peserta dari mancanegara memberikan apresiasi yang luar biasa. Insan-insan intelektual global yang tahu betapa internet menjadi sebuah kebutuhan, mampu memaknai keberadaan melayuonline secara baik. Betapa hebatnya pekerjaan itu. Agaknya kita setuju dengan apa yang ditulis John Naisbitt: “Dalam kehidupan pribadi, dalam dunia bisnis, dan dalam dunia politik, standar yang berlaku tetaplah apa yang benar, bukan siapa yang benar.”

Informasi yang terpercaya, itulah yang dicari kaum intelektual. Dan melayuonline menyajikannya. Dirgahayu satu tahun melayuonline melayuonline. Syabas!!


Drh. Chaidir, MM., adalah Budayawan Melayu - Ketua DPRD Provinsi Riau, bermastautin di Pekanbaru, Riau

Dibaca : 2724

0
Sahabat online

Hari ini : 0 Kemarin : 0 Minggu kemarin : 2.039 Bulan kemarin : 8.089

Anda pengunjung ke :
621.527

© 2010. All rights reserved.